Fakta ilmiah dari ilmuwan. Mari Kurangi Marah Agar Lebih Sehat

Sungguh, tak ada satupun perkara di dunia ini yang luput dari pengetahuan Allah. Setiap perintahnya selalu meninggalkan hikmah. Tak terkecuali perintah untuk saling memaafkan kesalahan dan menahan amarah.

Ilmuwan modern semakin menemukan pentingnya menahan marah. Banyak bukti ilmiah telah mengukuhkan bahwa amarah merusak jantung dan fungsi paru-paru.

ANJURAN TIDAK MARAH

“(Yaitu) orang-orang yang menafkahkan( hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan”. (QS. Ali Imran 3:34)

Bahkan,sebab pentingnya menahan marah, Rasulullah sampai berpesan melalui sabdanya: Dari Abu Hurairah r.a bahwa seorang lelaki telah berkata kepada nabi SAW yang maksudnya: “Berwasiatlah kepada ku,” sabda Rasulullah: “jangan kamu marah”. Maka laki-laki itu mengulangi kata-katanya berulangkali. Sabda Rasulullah: “jngan kamu marah: (HR. Bukhari).

MERUSAK JANTUNG

Baru-baru ini, Journal of the Amerika College of  Cardiology mengeluarkan karya ilmiahnya bertajuk hubungan antara marah dengan penyakit jantung.

Yoichi Chida, MD, Ph.D dari Departemen Epidemiologi dan kesehatan masyarakat, University College, London mengemukakan bahwa marah dan sikap permusuhan dapat meningkatkan risiko terkena penyakit jantung koroner sebesar 19% pada orang sehat. Pada mereka yang sudah punya riwayat penyakit jantung sebelumnya, peningkatan ini mencapai 24%.

Risiko terkena serangan jantung semakin besar bagi seorang laki-laki. Kesimpulan ini didasarkan pada penelitian Steven Boyle, Ph.D dari Duke University Medical Center terhadap 313 laki-laki. Penelitian tersebut menunjukan adanya peningkatan jumlah protein yang dinamakan C3 dan C4. Kedua protein yang ada dalam sistem kekebalan tubuh ini merupakan penanda terjadinya peradangan da luka.

Perubahan jumlah protein dalam sistem C3 dan C4 berkaitan dengan sejumlah penyakit, seperti gangguan arteri hati. Pada pria yang mempunyai rasa permusuhan, gejala perasaan tertekan, dan keadaan marah dengan tingkat tinggi mengalami peningkatan kadar C3 sampai 7.1%.

Dapatkah terapi psikologis mengurangi kadar C3? “saat ini, kami belum mengetahui apakah campur tangan dalam mengurangi sikap permusuhan dan marah dapat menurunkan kadar C3 atau penanda peradangan lainnya, kata Boyle. Akan tetapi, ia menambahkan. “Bahwa seandainya peradangan tidak dapat berkurang dengan campur tangan seperti itu, sikap permusuhan dan marah dengan tingkat rendah berkemungkinan berdampak pada hubungan (antar manusia) yang lebih baik dan kesehatan yang meningkat”.

MEMBAHAYAKAN PARU-PARU

sabar ya..

sabar ya..

Setiap kenaikan satu point skor permusuhan (satu tingkat permusuhan), setara dengan hilangnya FEV 1 sabanyak 9 ml pertahun. FEV 1 merupakan ukuran kekuatan paru-paru, yang dihitung dari volume udara yang dapat dihembuskan paru-paru per detik.

Dalam pengantar hasil penelitian tersebut, Dr.Paul Lehrer dari University of Medicine and Dentistry di New Jersey, Amerika Serikat menuliskan, ” Sungguh sangat sulit menemukan suatu penyakit yang sama sekali tidak dipengaruhi oleh emosi atau stres dalam hal keparahan gejala, keseringan atau kekuatan kambuhnya”. Ppernyataan tersebut semakin mempertegas hubungan marah dan sikap permusushan dengan penurunan fungsi paru-paru.

Demi kebaikan sekilas rahasia dibalik perintah menahan marah. Dahulu, siapa mengira marah dapat menimbulkan sakit jantung dan melemahkan kerja paru-paru? Bahkan sebagaimana dikutip di atas, ilmuwan modern pun membuat anjuran mengurangi marah dan sikap memusuhi, selaras anjuran Al Quran dan Hadits. Hal ini membuktikan kebesaran Allah dan kebenaran Al Quran adanya, atas segala hikmah dibalik perintahnya.

Dengan terkuaknya rahasia ini, manusia diharapkan semakin memahami bahwa Allah memerintahkan sesuatu demi kebaikan manusia itu sendiri, sebagaimana dinyatakan Allah: “Dan dikatakan kepada orang-orang yang bertaqwa: apakah yang telah diturunkan oleh Tuhanmu? Mereka menjawab:(Allah telah menurunkan) kebaikan….(QS.An Nahl, 16:30)”. Karena itu, sepatutnya-lah manusia semakin taat dan mendekat kepada-Nya. bergaul dengan sesamanya. Ketika orang berbuat salah, sebaiknya segera meminta maaf. Sebaliknya, bila didzalimi, hendaknya kemarahan tidak dibiarkan terus membara. Langakah terbaik segera memberi maaf. Sikap ini sangatlah dianjurkan Allah dalam firman-Nya: berkaitan dengan kematian,asma, paru-paru. Tingkat sikap permusuhan yang tinggi semakin mempercepat terjadinya penurunan alami fungsi paru-paru. Kesimpulan tersebut merupakan hasil penelitian US Norma5tif Aging Study kepada 670 laki-laki.

TIPS MENGHINDARI AMARAH

1. Nabi menganjurkan ta’awudz. “A’uddzu billahi minasy syaithonir rojim.” (Aku berlindung kepada Allah dari godaan syetan yang terkutuk).

2. Diam atau tidak bicara guna menjaga ucapan kita.”Apabila diantara kalian marah maka diamlah.”

3. Berwudzu.”Sesungguhnya marah itu dari syetan dan syetan itu diciptakan dari api, dan api itu diredam dengan air maka apabila di antara kalian marah, berwudzulah” (HR. Ahmad).

Islam sebagai “Way of Life” selalu menuntun kehidupan kita untuk kebaikan di dunia dan akherat. Hanya akhirnya terpulag kepada kita sendiri (mau ikut atau ingkar) ikut berarti selamat dan ingkar akhirnya sesat, sebab ilmu pengetahuan modern akan terus menyikap tabir rahasia Al Qur’an dan sunah Nabi Muhammad SAW.

Tinggalkan komentar